Dalam ruangan serba guna masjid Ittihadul Muhajirin, mereka dikelompokkan menjadi dua kelompok, laki-laki dan perempuan dengan pembatas hijab pendek, sehingga terkesan tertib dan sopan.
Acara pelatihan dimulai dengan pembacaan ayat suci al Quran oleh Ustadz Utsman, diteruskan dengan sambutan oleh Ketua Masjid Ittihadul Muhajirin, Dr. Hamim, Ketua Panitia Indonesia Menerjemah Al-Qur'an, Fariyono dan Perwakilan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan H. Dadan. Setelah itu masuk materi pelatihan Menerjemah Al Quran Metode Granada yang dipandu langsung oleh penemunya, Solihin Bunyamin Ahmad, Lc.
Di hari Sabtu, ini acara berlangsung cukup khidmat sekaligus terkesan guru-guru peserta pelatihan merasa senang dan antusias. Acara hari pertama ditutup dengan Tanya jawab sekitar materi dari langkah pertama sampai langkah ketiga.
Pada hari kedua, Ahad 17 Februari acara dimulai dengan foto bersama di depan Masjid ittihadul Muhajirin, kemudian dialngsungkan dengan materi praktek cara mengajar metode Granada. Seperti biasanya, peserta pelatihan dibebaskan bertanya tentang kesulitannya. Ada pertanyaan semisal kenapa beda arti الرحمن dengan الرحيم padahal terbetuk dari akar kata yang sama? Pertanyaan ini dijawab dengan bersandarkan pada sabda Rasulullah s.a.w. yang mengatakan:إن عيسى ابن مريم قال: الرحمن رحمن الدنيا والآخرة والرحيم رحيم الأخرة" mengutip dari kitab tafsir At-Thabari.
Setelah pemberian materi selesai, acara berlanjut dengan pengambilan testimony dari empat peserta, pemberian hadiah, sambutan-sambutan yang isinya mengajak bersama-sama membebaskan ummat Islam Indonesia dari buta bahasa al- Quran, pembagian sertifikat dan foto bersama. Semua berharap ummat Islam Indonesia memperoleh kejayaan dengan mencintai dan mengamalkan kitab suci Al-Qur'an.
imqc.co